Latest Post :
Home » » SEJARAH SINGKAT PENDIDIKAN KEPANDUAN DAN GERAKAN PRAMUKA

SEJARAH SINGKAT PENDIDIKAN KEPANDUAN DAN GERAKAN PRAMUKA

Jumat, 05 Desember 2014 | 0 komentar

A.    PENGALAMAN BADEN POWELL
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Namun nama sesungguhnya adalah Robert Stephenson Smyth, sedangkan nama Baden Powell adalah nama ayahnya, seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman-pengalaman Baden Powell sejak kecil yang berpengaruh pada adanya kegiatan kepramukaan banyak sekali dan cukup menarik, diantaranya:
1.      Ditinggal mati Bapak sejak kecil, dan mendapat pembinaan watak dari ibunya. Sifat kasih sayang seorang ibulah yang menurun kepada Baden Powell sehingga berhasil membina, mengembangkan kepramukaan dengan semangat, jiwa kasih sayang yang berkepantasan.
2.      Latihan ketrampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
3.      Sifat Baden Powell yang selalu gembira, lucu, cerdas, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar.
4.      Pengalaman di India sebagai Pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan diketemukan di puncak gunung serta keberhasilan melalui panca indera Kimbal O’Hara. Pengalaman ini dibukukan dalam ketrampilan mencari jejak.
5.      Pengalaman terkepung Bangsa Boer di Kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan. Bagaimana bias bertahan hidup dan mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika serta mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman tersebut ditulisnya dalam sebuah buku berjudul “Aids to Scouting”. Buku tersebut ditulis untuk memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan dengan baik. Buku ini sangat menarik, tidak hanya bagi para pemuda, bahkan juga orang dewasa. Tuan William Smith sebagai salah seorang Pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan ceritera pangalaman beliau. Maka dipanggillah 21 orang pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah negeri Inggris, diajak berkemah dan belatih di Pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 Baden Powell pension dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapat title Lord dari Raja George pada tahun 1929. Baden Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugerahi 3 orang anak. Baden Powell meninggal pada tanggal 9 Januari 1941 di Nyeri, Afrika.


B.     SEJARAH KEPRAMUKAAN SEDUNIA
1.      Pada awal tahun 1908 Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting for Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris, bahkan ke negara-negara lainnya dimana-mana berdirilah organisasi kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang yang disebut Boy Scout.
2.      Kemudian disusul organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girls Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, yang kemudian diteruskan oleh Ny. Baden Powell.
3.      Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka seusia Siaga, yang disebut Cub (anak srigala) dengan buku The Jungle Book, berisi tentang Mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh didikan induk srigala) karangan Rudyyard Kipling sebagai cerita pembungkus Cub.
4.      Tahun 1918bp membentuk Rover Scout (Pramuka usia Penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun, tapi masih senang giat dibidang kepramukaan. Tahun 1922 Baden Powell menerbitkan buku Rovering to Success (mengembara menuju kebahagiaan) yang berisi petunjuk bagi para Pramuka Penegak dalam menghadapi tantangan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan. Di hadapannya terdapat karang-karang berbahaya, yaitu: karang perjudian, karant wanita, karang minuman keras dan merokok, karang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain/munafik, karang tak ber-Tuhan.
5.      Tahun 1920 dislenggarakan Jambore Sedunia, di arena Olympia, London. Baden Powell telah mengundang Pramuka dari 27 negara, dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai BAPAK PANDU SEDUNIA (CHIEF SCOUT OF THE WORLD). Kelak Jambore Dunia tersebut diselenggarakan 5 tahun sekali.
6.      Tahun 1914 Baden Powell mulai menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka. Rencana ini baru dapat dilaksanakan tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. De Boys Mac Leren, Baden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GILWELL PARK.
7.      Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya yang berada di London, Inggris. Biro kepramukaan sedunia memiliki tenaga staf yang dapat diandalkan.
8.      Gerakan Baden Powell itu ditiru oleh negara-negara lain. Belanda mendirikan Padvinder dan Padvinderij di negerinya.
Pemerintah Belanda yang berada di Indonesia juga mendirikan Padvinder dan Padvinderij, seperti NIPV (Netherland Indische Padvinders Vereniging/Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia mendirikan Gerakan Kepanduan yang jumlahnya mencapai 100 organisasi kepanduan, antara lain:
a.      JPO (Javaanese Padvinders Organisaatie)
b.      JJP (Jong Java Padvinderij)
c.       SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij)
d.     NATIPI (Nasionale Islamitische Padvinderij)
e.      HW (Hisbul Wathon)

C.    SEJARAH SINGKAT GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sehingga dengan uraian sejarah singkat Gerakan Pramuka, diharapkan para pembaca dapat memahami betapa eratnya hubungan antara organisasi kepramukaan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sampai sekarang. Juga dikandung maksud, setelah membaca, mempelajari, memahami, agar mereka:
1.      Dapat mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui pula peranan apa yang dilakukan dalam sejarah perjuangan bangsa.
2.      Dapat mengetahui dan menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungannya dengan sejarah perjuangan bangsa.
3.      Dapat mengetahui kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha pendidikan kepramukaan di Indonesia.
4.      Dapat menyebutkan beberapa segi positif atas keberadaan Gerakan Pramuka dalam hubungannya dengan pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya.
Adapun sejarah singkat Gerakan Pramuka di Indonesia, sebagai berikut:
1.      Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Konggres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 benar-benar menjiwai Gerakan kepanduan Nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju.
2.      Adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda kepada organisasi Kepanduan diluar NIPV untuk menggunakan istilah Padvinder dan Padvinderij. Maka KH. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing Padvinder dan Padvinderij.
3.      Dengan meningkatnya kesadaran nasional, maka timbullah niat untuk menggerakkan persatuan antar organisasi-organisasi kepanduan pada tahun 1930, dengan adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Ketiga organisasi itu bergabung menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI) tahun 1931 yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia (BPPKI) tahun 1938.
4.      Disaat pendudukan Jepang (Perang Dunia II) oleh Penguasa Jepang di Indonesia, organisasi kepanduan di Indonesia dilarang adanya. Tokoh-tokoh Pandu banyak yang masuk organisasi Seinendan, Keibodan dan PETA (Pembela Tanah Air).
5.      Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, diwaktu berkobarnya perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
6.      Setelah pengakuan kedaulatan kemerdekaan Indonesia di dalam alam liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi-organisasi kepanduan, maka berdirilah kembali organisasi: HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Pandu Anshor, KBI, dan lain-lain.
7.      Menjelang tahun 1961 Kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, suatu keadaan yang sangat lemah, meskipun sebagian dari organisasi itu terhimpun didalam 3 federasi organisasi kepanduan yaitu satu Federasi Kepanduan Putra dan dua Federasi Organisasi-organisasi Kepanduan Puteri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia, tahun 4954) dan PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Pada tahun 1955, IPINDO berhasil menyelenggarakan jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta.
8.      Mengalami kelemahan itu, maka 3 federasi tersebut melebur diri menjadi 1 federasi diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan yang ikut dalam organisasi PERKINDO dan jumlah anggota secara keseluruhan hanya 500.000 orang.
9.      Lagipula di dalam organisasi itu sebagian dari 60 organisasi-organisasi anggota PERKINDO terutama yang ada di bawah underbouw organisasi parpol tetap saling berhadap-hadapan satu sama lain, sehingga tetap terasa lemahnya Gerakan Kepanduan Indonesia. Hal ini bertentangan pula dengan prinsip kepanduan, yaitu prinsip “Persaudaraan Dunia”.
10.  Oleh PERKINDO dibentuklah suatu panitia untuk memikirkan jalan keluar. Panitia menyimpulkan bahwa selain lemah terpecah-pecah, Gerakan Kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang tradisional dari kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa Indonesia, sehingga kurang memperoleh tanggapan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar, dan di situpun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikti banyak sudah berpendidikan Barat.
11.  Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia itu akan dipergunakan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa Gerakan Kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pionir Muda, seperti apa yang terdapat di negara-negara komunis.
12.  Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda, maka perjuangan mereka menghasilkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Ir. Djuanda sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
13.  Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus Non Govenmental (bukan badan pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting) dipilih dalam musyawarah.
14.  Semua organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh komunis, melebur diri ke dalam Gerakan Pramuka.
15.  Didalam Keputusan Presiden nomor 238 tahun 1961 tersebut ditetapkan:
PERTAMA    :  Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka.
KEDUA          :  Diseluruh wilayah Republik Indonesia, perkumpulan Gerakan Pramuka adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan.
KETIGA         :  Badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang menyerupai perkumpulan Gerakan Pramuka, dilarang adanya.
KEEMPAT     Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 Mei 1961.
16.  Didalam AD/ART ditetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila dan di dalam Anggaran Dasar itu ditetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia-manusia Indonesia yang baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi Pembangunan bangsa dan negara.
17.  Ketentuan di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang “prinsip-prinsip” dasar metodik pendidikan kepramukaan  yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia itu ternyata kemudian membawa banyak perubahan, yang membawa Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas.
18.  Gerakan Pramuka ternyata lebih kuat organisasinya, dan ternyata memperoleh tanggapan masyarakat luas sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai kampung-kampung dan desa-desa yang jumlah anggotanya meningkat dengan pesat.
19.  Kemajuan pesat juga berkat sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan Gerakan Pramuka pada setiap tingkat, dari Nasional sampai dengan Gugusdepan.
20.  Mengingat bahwa kira-kira 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75% adalah keluarga petani, maka Kwartir Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah menganjurkan supaya Pramuka menyelenggarakan kegiatan dibidang pembangunan masyarakat desa.
21.  Pelaksanaan itu, terutama di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur dan Jawa Barat, telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi.
22.  Satuan-satuan Karya Pramuka Taruna Bumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif. Disamping ada pula: Satuan Karya Pramuka Dirgantara (menyelenggarkan pendidikan cinta dirgantara), Satuan Karya Pramuka Bahari (menyelenggarkan pendidikan cinta bahari), Satuan Karya Pramuka Bhayangkara (menyelenggarkan pendidikan cinta ketertiban). Masyarakat anggota-anggota Satuan Karya Pramuka terdiri dari Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun) yang berminat. Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun) belum dapat masuk angota Satuan Karya Pramuka, akan tetapi anggota Satuan Karya Pramuka dapat menjadi instruktur bagi adik-adik dan rekan-rekannya dalam kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Satuan Karya Pramuka yang dimaksudkan.
23.  Kegiatan-kegiatan Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi ternyata membawa pembaharuan bahkan membawa juga semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda-pemuda deas, yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.
24.  Perkembangan Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan pembangunan di bidang pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan Satuan-satuan Karya Pramuka Taruna Bumi, telah mengalami kemajuan pesat sehingga menarik Badan Internasional seperti: FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boy Scout World Bureau.
25.  Dalam perkembangan masyarakat Indonesia dewasa ini, dihadapi berbagai problem sosial seperti keadaan penduduk, urbanisasi, pengangguran, bahkan dewasa ini masalah kenakalan remaja dan narkoba, dan lain sebagainya. Behubungan dengan itu maka pada tahun 1970, Menteri Transmigrasi dan Koperasi dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan suatu instruksi tentang partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan transmigrasi dan pembinaan gerakan koperasi. Hubungan Gerakan Pramuka dalam mengantisipasi kenakalan remaja dan narkoba, Gerakan Pramuka tergabung dalam organisasi BAKOPPAR (Badan Koordinasi Pembinaan Pemuda dan Anak-anak Remaja).
26.  Berhubungan dengan masalah drop out (anak-anak putus sekolah) maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk memberikan bekal hidup kelak kepada anak-anak, pemuda-pemuda terutama para drop out. Untuk itu diadakan kerja sama dengan Departemen Perindustrian.

27.  Dalam rangka usaha meningkatkan kecakapan, ketrampilan dan bakti masyarakat, Gerakan Pramuka mengadakan kerja sama dengan banyak instansi, seperti: PMI, Bank Indonesia (Tabanas, Tapelpram), DPU, Dinas Pendidikan, Depag, DKK (P3K, pembentukan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada dan Kencana).
Share this article :

Tidak ada komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARSYAD BAGUS SAPUTRA - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger